EYD atau Ejaan Yang
Disempurnakan. Ejaan sering kali tampaknya amat sederhana karena
kesederhanaannya itulah orang sering melupakannya, padahal pedoman EYD, kamus,
dan tata bahasa merupakan rambu-rambu untuk menuliskan bahasa tulisan baku.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan). EYD mulai diberlakukan tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan yang
ketiga dalam sejarah bangsa Indonesia ini memang merupakan paya penyempurnaan ejaan sebelumnya
yang sudah dipakai selama 25 tahun yang dikenal dengan nama Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat
ejaan itu diresmikan
pada tahun 1947).
Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah ejaan Van Ophuijsen
(nama seseorang guru besar Belanda yang juga memperhati bahasa), diberlakukan
pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa
itu. Ejaan Van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari ejaan
republik, yang dikpakai selama 25 tahun. Ejaan Van Ophujsen baru diganti
setelah 2 tahun Indonesia merdeka.
Ejaan adalah keseluruhan
peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujuran dan bagaimana hubungan antara
lambang-lambang itu atau pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa.
Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan:
- Pemakaian
Huruf
- Penulisan Huruf
- Penulisan Kata
Singkatan adalah bentuk
yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
1.
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik.
Contoh:
A.S. Surajuddin
Muh. Yamin
Djaja Hs.
M.B.A. master or business administration
M.Sc. master of science
S.E. sarjana ekonomi
Bpk. bapak
Sdr. saudara
Contoh:
A.S. Surajuddin
Muh. Yamin
Djaja Hs.
M.B.A. master or business administration
M.Sc. master of science
S.E. sarjana ekonomi
Bpk. bapak
Sdr. saudara
2.
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
DPR – Dewan Perwakilan Rakyat
PT – Perseroan Terbatas
KTP – Kartu Tanda Penduduk
Contoh:
DPR – Dewan Perwakilan Rakyat
PT – Perseroan Terbatas
KTP – Kartu Tanda Penduduk
3.
Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik. Singkatan yang terdiri dari dua huruf diikuti tanda titik pada setiap
hurufnya.
Contoh:
dll. – dan lain-lain
dsb. – dan sebagainya
sda. – sama dengan di atas
Yth. – Yang terhormat
Contoh:
dll. – dan lain-lain
dsb. – dan sebagainya
sda. – sama dengan di atas
Yth. – Yang terhormat
a.n.
atas nama (bukan a/n)
d.a. dengan alamat (bukan d/a)
u.b. untuk beliau (bukan u/b)
u.p. untuk perhatian (bukan u/p)
d.a. dengan alamat (bukan d/a)
u.b. untuk beliau (bukan u/b)
u.p. untuk perhatian (bukan u/p)
4.
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik.
Contoh:
Cu (kuprum/timah)
TNT (trinitroluen)
cm (sentimeter)
Rp (rupiah)
Contoh:
Cu (kuprum/timah)
TNT (trinitroluen)
cm (sentimeter)
Rp (rupiah)
Akronim ialah singkatan
yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
1.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal sari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:
ABRI – Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN – Lembaga Administrasi Negara
IKIP – Institut Keguruan Ilmu Pendidikan
Contoh:
ABRI – Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN – Lembaga Administrasi Negara
IKIP – Institut Keguruan Ilmu Pendidikan
2.
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Contoh:
Akabri – Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Contoh:
Akabri – Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
3.
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil.
Contoh:
pemilu – pemilihan umum
rapim – rapat pimpinan
Contoh:
pemilu – pemilihan umum
rapim – rapat pimpinan
Jika
dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi suku kata yang lazim pada kata Indonesia.
2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi suku kata yang lazim pada kata Indonesia.
2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
SUMBER : KLIK DISINI